Jumat, 23 Agustus 2013

Sejak Kapankah Kita Menjadi Hindu?



Pertanyaan di atas sangat bagus, karena kebanyakan kita tidak memikirkannya, lalu kita sudah mendapatkan diri kita sebagai pemeluk Hindu. Ini yang memang dilahirkan dari ayah dan ibu Hindu.
Bagi mereka yang tadinya beragama lain kemudian menjadi Hindu tentulah saat bersejarah itu ada patokannya yaitu segera setelah ia mengucapkan kata-kata suci yang disebut Suddhi Wadani.
Kata-kata suci itu tiada lain pernyataan dan pengakuan bahwa Tuhan itu Hyang Widhi dengan berbagai bentuk manifestasinya. Suddhi Wadani kemudian dibuatkan dokumen yang disahkan PHDI.
Bagi kita yang memang ayah dan ibu kita Hindu, patokan menjadi Hindu adalah segera setelah pertemuan “kama bang” dan “kama petak” yaitu pembuahan sel telur ibu oleh sperma bapak. Acuan sastra tentang hal ini adalah:
1. Manawa Dharmasastra Buku III (Tritiyo dhyayah) mengatur tentang tata cara perkawinan, tujuan perkawinan dan etika dalam hidup berkeluarga.
Anak dari hasil perkawinan Hindu disebut “Putra” terdiri dari dua kata Sanskerta yaitu “Put” artinya Neraka, dan “Ra” artinya menyelamatkan.
Jadi salah satu tujuan perkawinan adalah mendapatkan keturunan yang nantinya berbhakti kepada orang tua, sehingga orang tuanya di kemudian hari mencapai moksartham jagadhita. Oleh karena itu pawiwahan juga disebut sebagai “Dharma sampati”
2. Putra, adalah karunia Hyang Widhi tercipta sejak pertemuan sel telur (kama bang) dengan sperma (kama petak) di saat mana kekuatan-kekuatan Hyang Widhi menyertai, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud.
Dalam Lontar “Tutur Panus Karma” kekuatan Hyang Widhi yang tidak berwujud disebut “Nyama Bajang” jumlahnya 108 dengan berbagai nama, sedangkan yang berwujud disebut “Kanda Pat” yaitu: ari-ari, getih, lamas dan yeh nyom.
Begitu ibu tidak haid pada waktunya karena hamil muda, maka embrio sudah terbentuk lengkap dengan kanda pat masing-masing bernama: Karen (calon ari-ari), Bra (calon lamas), Angdian (calon getih), dan Lembana (calon yeh nyom).
KESIMPULAN:
1. Kita menjadi Hindu karena ayah dan ibu menikah (wiwaha) menurut agama Hindu dengan pengetian bahwa sahnya pawiwahan Hindu dengan tri saksi yaitu: Bhuta saksi, Dewa saksi, dan Manusa saksi.
2. Kita menjadi Hindu sejak Hyang Widhi merestui atman ber-reinkarnasi menjadi manusia dimulai sejak bertemunya kama bang dan kama petak dalam kandungan ibu.
Sekian penjelasan singkat saya, kurang lebihnya mohon dimaafkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar