Kitab Weda Hanya Untuk Golongan Tertentu??
Kitab Weda Hanya Untuk Golongan
Tertentu??
Salam kasih dan salam sejahtera
untuk kita semua.
Kata orang fitnah itu lebih kejam
dari pembunuhan, tapi menurut saya pembunuhan itu lebih kejam daripada fitnah,
tapi bagi saya fitnah + pembunuhan itu yang lebih kejam.
Di forum kaskus ini, banyak skali
yang saya temukan tman non-Hindu mmpertanyakan tentang kelemahan Hindu yakni
kitab veda hanya untuk golongan tertentu saja,,
Sbenarnya sih ini lagu lama, ketika
ada teman yang non-Hindu mmpertanyakan kembali maka saya jelaskan. Sudah saya
jelaskan, makin hari ada lagi yang bertanya. Jadi, supaya saya tidak lelah
menjelaskannya satu per satu maka saya buatlah artikel ini khusus untuk
memaparkan sedikit kesalahan tentang pendapat mereka ini. Semoga bermanfaat
untuk kita semua…
Sebelumnya mari kita lihat
terjemahan dari sloka gotama smrti 12 yg sering di qoute oleh saudara kita yang
non-hindu dan menurut mereka terjemahan sloka ini bisa memperkuat argumen
tersebut.
Terjemahan dari Sloka Gotama Smrti 12 yang berbunyi sbb;
Terjemahan dari Sloka Gotama Smrti 12 yang berbunyi sbb;
“Apabila orang sudra kebetulan
mendengarkan kitab Veda dibaca, maka adalah kewajiban raja untuk mengecor
cor-coran timah dan malam dalam kupingnya; apabila seorang sudra membaca
mantra-mantra weda, maka raja harus memotong lidahnya.”
benarkah terjemahan yg sering di
quote oleh saudara qt yg non-hindu tersebut??
Bpk. Ketut Wiana, seorang
intelektual hindu dan merupakan salah satu ‘petinggi’ di Parisada (PHDI), sudah
meluruskan terjemahan sloka yg menyimpang itu dengan yang ‘orsi’ melalui
majalah Tempo 18 September 1993 yg ternyata sloka dan terjemahan yang benar
adalah;
“Wedam upa srnwatas trapu jatubhyam
srotra prati purana udaharane jihwac chedo dharane sarira bheda asana sayana
wak pathisu sama prepsur dandyah satam”
(Gotama Smerti; 12)
arti:
“Bagi warna sudra (para pekerja) yang ingin mempelajari Weda, supaya berhasil dengan baik yakni dengan mendekatkan pendengarannya mulai dari awal pengertian-pengertian, bahasa dan ucapannya dengan menutup pengaruh dari luar, badan duduk dengan tenang (asana) ditempat belajar dan ucapan diulang-ulang terus menerus sampai akhir.”
(Gotama Smerti; 12)
arti:
“Bagi warna sudra (para pekerja) yang ingin mempelajari Weda, supaya berhasil dengan baik yakni dengan mendekatkan pendengarannya mulai dari awal pengertian-pengertian, bahasa dan ucapannya dengan menutup pengaruh dari luar, badan duduk dengan tenang (asana) ditempat belajar dan ucapan diulang-ulang terus menerus sampai akhir.”
Kenapa sampai ada terjemahan yang
menyimpang itu? karena banyak sloka ataupun mantram dalam Veda telah
diterjemahkan secara ‘brutal’ oleh oknum ataupun kelompok yang tidak
jelas juga motivasinya akan tetapi juga mungkin memiliki motivasi terselubung.
Pelurusan terjemahan itu dilakukan agar pemahaman ataupun terjemahan yang keliru tidak lagi dipakai, sebenarnya akan lebih baik jika melihat dari bahasa aslinya sedangkan yang dipake pada terjemahan pertama tidak melihat dari bahasa aslinya akan tetapi mengambil dari yang telah diterjemahkan dari bhs. Inggris. Kemungkinan yang dipake adalah terjemahan Max Muller atau yang termasuk dalam “kelompok”nya (para indologis) dalam ‘upaya’ mungkin untk meng’Kristen’kan India yaitu dengan menterjemahkan secara bebas sloka maupun mantram dalam Veda,…..
Pelurusan terjemahan itu dilakukan agar pemahaman ataupun terjemahan yang keliru tidak lagi dipakai, sebenarnya akan lebih baik jika melihat dari bahasa aslinya sedangkan yang dipake pada terjemahan pertama tidak melihat dari bahasa aslinya akan tetapi mengambil dari yang telah diterjemahkan dari bhs. Inggris. Kemungkinan yang dipake adalah terjemahan Max Muller atau yang termasuk dalam “kelompok”nya (para indologis) dalam ‘upaya’ mungkin untk meng’Kristen’kan India yaitu dengan menterjemahkan secara bebas sloka maupun mantram dalam Veda,…..
Bahkan yang anehnya sloka ‘bajakan’
tsb dimasukkan dalam kata pendahuluan terjemahan kitab suci Qur’an versi
Indonesia pada jaman Pak Mukti Ali sebagai menteri agama, entah apa
motivasinya. Apakah karena ingin menghormati ajaran Hindu?
Bisa jadi
Bisa jadi
selanjutnya mari kita lihat sloka yg
menunjukan bahwa kitab veda bisa di pelajari oleh sluruh umat manusia :
Yajur Veda XVI.18
Yajur Veda XVI.18
“Yaatheram waçam kalyanim awadoni
janebhyah,Brahma Rajanyabhyam çudraya caryaya ca siwaya caramayaca”
artinya :
“Biar kunyatakan,di sini kitab suci
ini kepada orang-orang banyak,kepada kaum brahmana,kaum ksatrya,kaum sudra,dan
kaum waisya dan BAHKAN kepada orang-orangKu dan kepada mereka(orang-orang
asing) sekalipun.”
jadi masihkah kita beranggapan bahwa
kitab Veda hanya untuk golongan tertentu saja??
Tentu tidak
Tentu tidak
salam damai,damai dihati damai di
dunia dan damai selamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar