Politik
dalam tulisan ini dimaksudkan sebagai suatu bentuk tindakan, upaya, dan posisi
serta kegiatan perseorangan atau kelompok orang (partai) yang mengarah pada
pembentukan kekuasaan untuk memimpin suatu Negara atau Pemerintahan.
Oleh
karena itu maka pengertian berpolitik lebih tepat disebut sebagai salah satu
wujud dari dharma-negara atau bhakti kepada nusa-bangsa.
Yajurveda
X.17 telah menyatakan:
AGNER
BHRAJASA, SURYASYA VARCASA, INDRA SYA-INDRIYENA.
(Seorang
pemimpin dinobatkan untuk tujuan memperoleh sifat-sifat kedewaan yaitu sifat
cemerlangnya Sanghyang Agni, kejayaan Sanghyang Surya, dan keberanian Sanghyang
Indra).
Sifat-sifat
kedewaan yang utama adalah melindungi rakyat, mensejahterakan atau memakmurkan
kehidupan rakyat yang dipimpinnya, memberikan mereka kekuatan dan kemasyhuran,
sebagaimana disebutkan dalam Yajurveda XIII.30,VII.17, dan XXX.5 selain itu
disebutkan pula dalam Rgveda I.54.11, dan Atharvaveda V.17.3,4
Oleh
karena dalam sifat pribadi manusia ada dua kekuatan yang saling berlawanan
yaitu sifat kedewaan atau daiwi sampad seperti disebutkan di atas, dan sifat
keraksasaan atau asuri sampad, maka jelaslah sudah bahwa menurut kitab suci
veda, seorang pemimpin atau politikus hendaknya membuang jauh-jauh sifat-sifat
asuri sampad tersebut.
Sifat-sifat
asuri sampad yakni antara lain, keinginan untuk berkuasa dengan menggunakan
upaya-upaya adharma, keinginan menumpuk kekayaan pribadi, tidak memikirkan
kepentingan rakyat, bahkan mampu bersahabat dengan musuh demi mendapatkan
imbalan, dan bersahabat dengan para pencuri atau perampok yang merugikan
Negara.
Pengabdian
kepada nusa-bangsa dari seorang pemimpin atau politikus tercermin dari bentuk
pemerintahan yang demokratis atau berkedaulatan rakyat:
MAHATE
JANARAJYAYA
(semoga
Tuhan menolong untuk pembentukan Negara yang berkedaulatan rakyat. Yajurveda
IX.40).
Ia
harus benar-benar mengerti dan menghayati apa yang dibutuhkan rakyatnya, dan
berusaha sekuat tenaga untuk memenuhi kebutuhan itu. Ia juga harus mengambil
keputusan berdasarkan musyawarah, membuang jauh-jauh ambisi pribadi, tidak
memaksakan kehendaknya sendiri, dan selalu mendengar pendapat orang lain.
Rakyat
adalah landasan seorang pemimpin/politikus:
VISI
RAJA PRATISTHITAH
(landasan
seorang pemimpin/politikus adalah rakyatnya. Yajurveda XX.9).
Bagaikan
tubuh manusia, rakyat adalah badannya dan pemimpin/politikus adalah kepalanya:
VISO
ME-ANGANI SARVATAH
(rakyat
yang menyebar menjadi bangsa adalah anggota badan dari pemimpin sebagai kepala.
Yajurveda XX.8).
Seorang
pemimpin dituntut tampil ke depan untuk menjaga keselamatan bangsa dan
meningkatkan kualitas (sumber daya) mereka. Hubungan seorang pemimpin dan
rakyatnya adalah timbal balik, yakni: pemimpin melayani rakyat, dan rakyat
mematuhi perintah pemimpinnya:
ASMAI
VISAH-ESA VO-AMI RAJA
(rakyat
harus mentaati pemimpinnya dan pemimpin harus melindungi rakyatnya. Yajurveda
VI.36)
Dalam
bahasa Veda, tujuan utama seorang pemimpin adalah mewujudkan mokshartam
jagadita ya ca iti dharmah (kebahagiaan lahir-bathin) bagi seluruh rakyatnya.
Jika ia berhasil dalam tugas pekerjaannya, maka ia akan dihormati:
YAT
PANCAJANYAYA VISA INDRE GHOSA ASSKSATA
(semua
akan memuji pemimpin yang mensejahterakan rakyat. Rgveda VIII.63.7).
Ia
akan dikenang sepanjang masa atau abadi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar