Selasa, 09 Juli 2013

Etika Berpolitik Menurut Veda



Politik dalam tulisan ini dimaksudkan sebagai suatu bentuk tindakan, upaya, dan posisi serta kegiatan perseorangan atau kelompok orang (partai) yang mengarah pada pembentukan kekuasaan untuk memimpin suatu Negara atau Pemerintahan.
Oleh karena itu maka pengertian berpolitik lebih tepat disebut sebagai salah satu wujud dari dharma-negara atau bhakti kepada nusa-bangsa.
Yajurveda X.17 telah menyatakan:
AGNER BHRAJASA, SURYASYA VARCASA, INDRA SYA-INDRIYENA.
(Seorang pemimpin dinobatkan untuk tujuan memperoleh sifat-sifat kedewaan yaitu sifat cemerlangnya Sanghyang Agni, kejayaan Sanghyang Surya, dan keberanian Sanghyang Indra).
Sifat-sifat kedewaan yang utama adalah melindungi rakyat, mensejahterakan atau memakmurkan kehidupan rakyat yang dipimpinnya, memberikan mereka kekuatan dan kemasyhuran, sebagaimana disebutkan dalam Yajurveda XIII.30,VII.17, dan XXX.5 selain itu disebutkan pula dalam Rgveda I.54.11, dan Atharvaveda V.17.3,4
Oleh karena dalam sifat pribadi manusia ada dua kekuatan yang saling berlawanan yaitu sifat kedewaan atau daiwi sampad seperti disebutkan di atas, dan sifat keraksasaan atau asuri sampad, maka jelaslah sudah bahwa menurut kitab suci veda, seorang pemimpin atau politikus hendaknya membuang jauh-jauh sifat-sifat asuri sampad tersebut.
Sifat-sifat asuri sampad yakni antara lain, keinginan untuk berkuasa dengan menggunakan upaya-upaya adharma, keinginan menumpuk kekayaan pribadi, tidak memikirkan kepentingan rakyat, bahkan mampu bersahabat dengan musuh demi mendapatkan imbalan, dan bersahabat dengan para pencuri atau perampok yang merugikan Negara.
Pengabdian kepada nusa-bangsa dari seorang pemimpin atau politikus tercermin dari bentuk pemerintahan yang demokratis atau berkedaulatan rakyat:
MAHATE JANARAJYAYA
(semoga Tuhan menolong untuk pembentukan Negara yang berkedaulatan rakyat. Yajurveda IX.40).
Ia harus benar-benar mengerti dan menghayati apa yang dibutuhkan rakyatnya, dan berusaha sekuat tenaga untuk memenuhi kebutuhan itu. Ia juga harus mengambil keputusan berdasarkan musyawarah, membuang jauh-jauh ambisi pribadi, tidak memaksakan kehendaknya sendiri, dan selalu mendengar pendapat orang lain.
Rakyat adalah landasan seorang pemimpin/politikus:
VISI RAJA PRATISTHITAH
(landasan seorang pemimpin/politikus adalah rakyatnya. Yajurveda XX.9).
Bagaikan tubuh manusia, rakyat adalah badannya dan pemimpin/politikus adalah kepalanya:
VISO ME-ANGANI SARVATAH
(rakyat yang menyebar menjadi bangsa adalah anggota badan dari pemimpin sebagai kepala. Yajurveda XX.8).
Seorang pemimpin dituntut tampil ke depan untuk menjaga keselamatan bangsa dan meningkatkan kualitas (sumber daya) mereka. Hubungan seorang pemimpin dan rakyatnya adalah timbal balik, yakni: pemimpin melayani rakyat, dan rakyat mematuhi perintah pemimpinnya:
ASMAI VISAH-ESA VO-AMI RAJA
(rakyat harus mentaati pemimpinnya dan pemimpin harus melindungi rakyatnya. Yajurveda VI.36)
Dalam bahasa Veda, tujuan utama seorang pemimpin adalah mewujudkan mokshartam jagadita ya ca iti dharmah (kebahagiaan lahir-bathin) bagi seluruh rakyatnya. Jika ia berhasil dalam tugas pekerjaannya, maka ia akan dihormati:
YAT PANCAJANYAYA VISA INDRE GHOSA ASSKSATA
(semua akan memuji pemimpin yang mensejahterakan rakyat. Rgveda VIII.63.7).
Ia akan dikenang sepanjang masa atau abadi:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar