Minggu, 29 September 2013

CALEG GERINDRA HARUS JADI PEJUANG POLITIK



CALEG GERINDRA HARUS JADI PEJUANG POLITIK
Dalam menghadapi Pemilu yang kurang dari setahun lagi, berbagai persiapan dilakukan oleh Partai Gerindra untuk meraih hasil yang maksimal. Salah satu cara yang umum dilakukan adalah dengan pendidikan dan pelatihan untuk calon legislatif (caleg).
Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) melaksanakan pendidikan dan pelatihan (diklat) calon anggota legislatif DPR selama satu minggu, dimulai pada pada hari Senin 23 September 2013 di kawasan kaki Gunung Salak, Bogor.
Ketua Diklat Caleg yang juga Sekretaris Fraksi DPR RI Gerindra, Edhy Prabowo mengatakan bahwa diklat caleg DPR Partai Gerindra ini bertujuan untuk mempersiapkan caleg dalam menghadapi Pemilu 2014. “Diklat ini dilaksakan untuk menanamkan semangat juang, kedisiplinan, kerjasama dan kekompakan seluruh calon anggota DPR Partai Gerindra.” kata dia dalam keterangan pers yang diterima Seruu.com di Jakarta, Selasa (23/9/2013)
Edhy melanjutkan, dalam diklat tersebut para caleg diberi pemahaman tentang tujuan, sasaran dan startegi pemenangan Partai Gerindra pada Pemilu legislatif tahun 2014 mendatang. Selain itu, tujuan diklat juga memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan kemampuan calon anggota DPR dalam rangka pemenangan partai besutan Prabowo Subianto itu.
Sementara itu, dalam acara pembukaan diklat tersebut, juga hadir Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto. Pada kesempatan itu, ia berpesan kepada para caleg, “Caleg Gerindra tidak boleh menjadi politikus tetapi menjadi pejuang politik. Jika ada caleg yang tidak setia dan mengkhianati rakyat Indonesia maka Partai Gerindra tidak akan ragu-ragu untuk memecatnya. Jika masih ada Caleg Partai Gerindra yang masih ragu-ragu dengan garis besar perjuangan Partai Gerindra untuk rakyat, silahkan pulang sekarang juga.” tegas Prabowo.

PEMERINTAH HARUS PRO PETANI LOKAL

Partai Gerindra prihatin mengenai kondisi pertanian Indonesia yang terus melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional.
Kepala Bidang Kominfo Gerindra, Ondy A. Saputra mengungkapkan, seperti data yang dirilis Badan Pusat Statistik, untuk impor beras selama Januari-Juni 2013, tercatat sebesar 239 ribu ton atau US$ 124,4 juta.
Sementara itu kata Ondy, jagung impor masuk ke Indonesia selama Januari-Juni 2013 tercatat 1,3 juta ton atau US$ 393 juta. Demikian pula dengan impor kedelai, periode Januari-Juni 2013 adalah 826 ribu ton atau 509,5 juta. Impor Tepung terigu juga dilakukan. Tercatat impor masuk sejak Januari-Juni 2013 mencapai 82.501 ton atau US$ 36,9 juta.
“Bahkan garam pun termasuk komoditas yang diimpor. Selama Januari-Juni 2013 impor tercatat 923 ribu ton atau senilai US$ 43,1 juta.” ujar Ondy dalam rilisnya, Selasa (24/9).
Partai besutan Prabowo Subianto ini juga mempertanyakan keberpihakan Pemerintah kepada petani lokal, munculnya produk impor membuat produk lokal sulit bersaing karena kebijakan ekonomi pemerintah yang menerapkan sistem neo-liberalisme. Bahkan Pemerintah punya rencana untuk membeli lahan di Australia untuk pengembangbiakkan sapi, mengapa tidak memanfaatkan lahan di Tanah Air. Pemerintah kata Ondy seharusnya punya kebijakan yang pro-petani lokal. Karena dengan kebijakan tersebut maka tidak perlu lagi kita mengimpor karena kebutuhan pangan dapat terpenuhi oleh produk lokal. 


Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prof Suhardi mengharapkan, peringatan Hari Tani Nasional ini menjadi momentum untuk pertanian nasional yang lebih baik, dan semoga kedepannya visi besar mencapai kemandirian pangan menjadi agenda prioritas kebijakan nasional serta program kesejahteraan petani mendapat porsi yang lebih banyak dalam agenda haluan pembangunan.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar