Persembahan Homṁa Yajña/Agnihotra sebaiknya dipimpin oleh seorang Dvijati atau pandita (pūjāri), bila tidak memungkinkan dapat dilaksanakan oleh seorang pamangku atau pinandita yang hidupnya senantiasa Vegetarian. Namun jika tidak ada sama sekali, upacara inipun bisa dilakukan sendiri dengan keyakinan sebab Agni Hotra merupakan kewajiban bagi semua Grhasta. Para peserta mengiringi pemimpin ūpacāra dengan mengucapkan Svāha (untuk Deva Yajña dan Yajña yang lain) dan Svādha khusus untuk ūpacāra Hoṁa Yajña yang dilakukan dalam rangka Pitra Yajña, pada akhir setiap mantra dengan sekaligus mempersembahkan persembahan yang telah disediakan dengan bahan persembahan yang diletakkan di atas telapak tangan dalam posisi tengadah yang disorongkan kedalam Kunda atau Vedi, tempat api persembahan berkobar. Hoṁa Yajña yang dilakukan dalam rangka ūpacāra kematian, biasanya dilakukan setelah 12 hari selesai pembakaran jenasah (Antyesti atau Ngaben), sebelum hari tersebut dipandang masih dalam keadaan Cuntaka. Peserta yang mengikuti ūpacāra Hoṁa Yajña/Agnihotra dilarang bercakap-cakap dengan sesama peserta, merokok, minum minuman keras dan melakukan penyucian diri (mandi besar) jika sebelumnya melakukan hubungan suami-istri.
Pemimpin Upacara atau para Pinandita / Hotri duduk melingkar mengelilingi kunda, dan sang Yajamana yang akan menuangkan persembahan kedalam api duduk di depan Kunda,sedangkan peserta lainnya mengambil posisi dibelakangnya. Sang Yajamana atau yang mempersembahkan ūpacāra dan seluruh peserta ūpacāra tidak diperkenankan meninggalkan ūpacāra sebelum ūpacāra selesai dilaksanakan. Posisi duduk peserta ūpacāra adalah: peserta wanita di sebelah kiri dan laki-laki di sebelah kanan kunda atau vedi. Dilarang keras mempersembahkan lilin, dupa atau bahan-bahan persembahan lain yang telah jatuh ke tanah, karena telah cemar. Pelaksanaan Hoṁa Yajña/Agnihotra dimulai dengan menyiapkan air suci (sedapat mungkin Tirtha Gangga), dan sangat baik bila seorang atau beberapa Dvijati (pandita) terlebih dahulu “ngarga” atau memohon Tīrtha dengan menghadirkan dewi Gangga (dengan sarana Ganggastava) di dalam Kumbha (di atas Tripada) sebagai sarana dalam acara Hoṁa Yajña/Agnihotra. Selanjutnya dilakukan penyucian diri (acamana) dan Praṇāyama. Setelah penyucian diri dan praṇāyama dilanjutkan dengan pemujaan kepada Agni (menggunakan mantra Agni Sūkta/Ṛgveda I.1-9), Gāyatri mantram 108 atau 21 kali, Mahamṛtyuñjaya 21 kali. Sangat baik bila sebelum mempersembahkan Hoṁa Yajña didahului dengan mempersembahkan pejati dan pesaksi kepada Devata yang bersthana di sebuah pura bila ūpacāra itu dilaksanakan di dalam pura. Bila dikaitkan dengan ūpacāra besar, sangat baik dilengkapi dengan Pañcadhatu (emas, perak, tembaga, kuningan dan besi). Adapun bentuk kunda atau vedi umunya berbentuk piramid terbalik, dapat dibuat dari tembaga atau besi, disamping juga dari batu bata atau sebuah paso (belanga yang agak datar di Bali juga disebut dengan nama cobek dan semuanya harus baru (payuk anyar). Bila ūpacāra Hoṁa Yajña/Agnihotra dilaksanakan pada pagi hari sangat baik bila menghadap ke Timur, sore hari menghadap ke Barat. Bila didepan altar atau pelinggih, sebaiknya menghadap altar atau pelinggih tersebut. Demikian pula bila dilaksanakan di tepi pantai hendaknya menghadap ke laut, di pegunungan diarahkan ke puncak gunung dan di tepi sungai atau mata air, di arahkan ke sungai atau mata air.
Mantra yang digunakan Mantram-mantra yang digunakan pada umumnya diambil dari mantram-mantram kitab suci Veda, dan banyaknya Sūkta yang dirapalkan tergantung kepada tujuan ūpacāra Hoṁa Yajña tersebut, demikian pula pilihan Sūkta umumnya disesuaikan dengan situasi pada saat ūpacāra dilaksanakan, misalnya untuk ūpacāra Deva Yajña dan lain-lain. Berikut kami sampaikan susunan mantram yang digunakan serta terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia:
Asana: Oṁ Prasadha Sthiti Śarīra Śiva suci nirmalāya namaḥ svāha.
Praṇāyama (mengatur nafas sehingga aliran nafas sangat lembut): Oṁ Bhūr, Oṁ bhuvaḥ, Oṁ Svaḥ, Oṁ Mahaḥ, Oṁ Janaḥ, Oṁ Tapaḥ, Oṁ Satyam Oṁ Tat savitur vareṇyam bhargo devasya dhīmahi dhiyoyonaḥ pracodayat. Oṁ āpo jyotī raso amṛtam brahma Bhūr Bhuvas Suvar Oṁ.- (Oṁ adalah Tuhan yang Maha Esa penguasa sapta Loka.Oṁ Tuhan Yang Maha Agung, kami bermeditasi kepada kemaha muliaan-
Mu, Tuhan Maha Pencipta yangmenciptakan segalanya, anugrahkanlah kecerdasan dan budhi pekerti yang luhur kepada kami. Oṁ adalah air, cahaya, dan bumi yang menganugrahkan makanan yang lezat, udara segar mendukung kehidupan, yang meresapi angkasa dan pikiran, intelek dan kami senantiasa ditandai oleh kebesaran dari Bhūr, Bhuvaḥ dan Svaḥ)
Bisa juga dengan mengucapkan mantram SOHAM - So saat menarik nafas dan Ham saat menghembuskan nafas
Tapi yang lebih umum adalah dengan mengucapkan “Om Ang Namah” saat menarik nafas, “Om Ung Namah’ – saat menahan nafas, dan “Om Mang Namah saat menghembuskan nafas.
Karasudhana - Acamana (penyucian diri) Penyucian tangan Kanan : Oṁ Śuddhamām svāha Kiri : Oṁ Ati Śuddhamām svāha
Penyucian Pikiran: Oṁ tejo’asi tejo mayi dhehi, Om vīryamasi vīrya mayi dhehi,Om balamasi balam mayi dhehi, Om ojo’as ojo mayi dhehi, Om matyurasi matyum mayi dhehi, Om saho’asi saho mayi dhehi – Oṁ Tuhan Yang Maha Esa, Engkau adalah sumber dari cahaya anugrahkanlah cahaya itu kepada kami, Engkau adalah pahlawan kami, anugrahkanlah sifat kepahlawanan itu kepada kami, Engkaui adalah sumber kekuatan, anugrahkan lah kekuatan itu kepada kami. Engkau memancarkan cahaya, anugrahkanlah pancaran cahaya itu kepada kami. Engkau menaklukkan keagungan dan cinta kasih, anugrahkanlah hal itu kepada kami. Semogalah kami menjadi pusat, dan sumber dari kebajikan yang suci. Yajurveda XVI.6
Pengucapan Oṁkara 21 kali masing-masing 5 kali untuk Pañca Jñānendriya,
Karmendriya, Pañca Prāṇa, Pañca Mayakośa dan 1 kali untuk Ātman.
Ganapati Vandana Ganeśa adalah putra Sang Hyang Śiva sebagai Vighneśvara, penangkal dan penolak segala rintangan dan bencana. Pemujaan kepada Sang Hyang Ganeśa dimaksudkan untuk memohon kelancaran dan keselamatan setiap ūpacāra Yajña dan aktivitas kehidupan.
Om Shri Gurubyo namaha, Hari Om
Gananam tva ganapati gum havamahe
Kavim kavinam upama shrasvastanam
Jyestha rajam brahmanam, brahmanaspata anah
Srenvan nutibhi sidha sadanam
Prano devi Sarasvati
Vajebhir vajenevati
Dhinama vitrayavatu
Ganesha ya namaha
Sarasvatayai namaha
Sri Gurubyo namaha.. Hari OM
(Sembah sujud hamba kepada Sri Guru, perwujudan Sri Hari – Tuhan yang melimpahkan segala kebahagiaan kekal. Sembah sujud kepada Sri Ganesha sebagai Ganapati – penuntun yang agung, juga kepada dewa penguasa semua mantra veda. Kami memujamu sebagai dewata utama yang tertinggi yang paling bijaksana, mengetahui segalanya dari semua intisari veda. O maha kawi yang penuh pengetahuan dan kebijaksanaan. Engkau memberikan inspirasi yang tak terbatas pada kecerdasan pikiran kami. Engkau maha-tahu, mohon tuntunlah kami agar senantiasa mendengar inspirasi yang baik dan suci. Kami memujamu dengan doa yang kami lantunkan, mohon limpahkan segala keberhasilan dalam kegiatan kami. Kami mohon engkau hadir bersama kami sekarang. Berstana dalam bhatin kami dan lindungilah kami. Semoga segala kekuatanmu terwujud bermanifestasi dalam diri kami. Oh Dewi Sarasvati, limpahkanlah kepada kami pengetahuan dan kebijaksanaan yang tiada akhirnya. Engkau yang menjadikan kecerdasan kami penuh dengan pengertian mendalam. Pelindung dari pikiran kami. Sembah sujud kami kepadamu oh dewi Sarasvati, Sri Ganesha, dan juga Sri Sad Guru.
Gayatri Ganesha
Om Ekadanta ya vidhmahe, Vakratunda ya dhimahe, Tannoh dantih Pracodayat
Om Tat karata ya Vidhmahe, Asti mukha ya dhimahe, Tannoh dantih Pracodayat
Om Vaktratunda mahākaya Sūrya koti sāma prabha Nirvighnam kurume deva sarva karyesu sarvada. (Oṁ Hyang Vidhi, kami memuja dalam wujud-Mu sebagai Ganeśa yang belalainya panjang dan badannya besar, yang cahayanya bagaikan ribuan matahari, yang melenyapkan segala bencana, semua karya dalam kesuksesan).
SHANTI PATHA **
Om sahana vavatu, sahana bhunaktu
Sahaviryam kara vavahai
Tejasvi navadhitam astu maa vidvisavahai
Om Shanti Shanti Shanti
(Mari kita bekerja bersama, belajar bersama, smoga Tuhan yang maha kuasa melimpahi kita kekuatan dan semangat untuk bekerjasama dalam pengertian yang mendalam untuk mencapai tujuan. Semoga beliau berkenan melindungi kita dan menyediakan segala sesuatu yang kita perlukan. Semoga semua hidup berada dalam kedamaian.)
ACAMANAM (untuk sang yajamana dan juga peserta lainnya)
Om amrta pastaranam asi – svaha
Om amrta pidhanam asi - svaha
Om sathyam yasyah srir mayisrih svayetam – svaha
MENGOLESKAN AIR PADA ANGGOTA TUBUH SEBAGAI TANDA PEMBERSIHAN
Om Vak vak Oleskan pada bibir – Ya Tuhan semoga perkataan saya disucikan
Om Pranah-pranah Oleskan pada hidung – Ya Tuhan semoga penciuman saya disucikan
Om Caksuh-caksuh Oleskan pada mata – Ya Tuhan semoga penglihatan saya disucikan
Om Shrotam-shrotam Oleskan pada telinga – Ya Tuhan semoga pendengaran saya tersucikan
Om Nabih Oleskan pada pusar
Om Hrdayam Oleskan pada ulu hati
Om Kanthah Oleskan pada leher
Om Sirhah Oleskan pada kepala
Om Bahubhyam Yasobalam Oleskan pada kedua bahu
Om Karatala Karaprithe Oleskan pada kedua tangan
Om Kham Brahma Punatu Sarvathram Percikkan pada semua bagian tubuh
YAJNO PAVITAM - Pemakaian Benang suci
Om yajno pavitam paramam pavitram prajapater yat sa hajam purastat
Ayusyam agryam prati muncha subhram yajnopavitam balamastu tejah
* Om yajnopavitam asi yajnasya tva Om yajnopativena panayami
PEMAKAIAN KUMKUM ATAU TILAK kepada sang Yajamana dan Purohita
Om Svasti na Indro brdha sravah. Svastinah pusa visvedah.
Svastinah taksryo ritnemih, Svasti no Brhaspatir dadhatu
GAYATRI MANTRAM (3x)
Om Bhur Bhuvah Svah
Tat Savitur Varenyam
Bhargo Devasya Dhimahe
Dhiyo yo nah pracodayat
SANKALPA
Om.. Agne Vrata pate vratam carisyami
Taccakeyam tanme radhyantam idam aham amrtat satyam muapimi
AGNI SŪKTA Ṛgveda I.1-9:(Agni sebagai purohita para Devata yang mewakili semua Devata untuk menerima bhakti persembahan dari umat-Nya):
1. Oṁ Agnim īle purohitaṁ/ yajñasya devam ṛtvijam/ hotāraṁ ratnadhātamam// (Kami memuja Agni, Pandita Utama, Deva penyelenggara ūpacāra Yajña, kami memuja (Engkau), pemberi anugrah (kekayaan) utama.)
2. Agniḥ pūrvebhir ṛṣibhir/ īíio nutanair uta/ sa devām eha vakṣati// (Agni, Engkau dipuja oleh para mahāṛṣi di masa yang silam dan kini, semoga Engkau mendatangkan para Deva hadir di sini).
3. Agniḥ rayim aśnavat/ poṣam eva dive-dive/ yaśasaṁ vīravattamam// (Melalui Agni, umat manusia memperoleh harta benda (dan) kebahagiaan setiap hari, sangat mulia (dan) pahlawan yang agung).
4. Agne yaṁ yajñam adhvaraṁ/ viśvātaḥ paribhūr asi/ sa id deveṣu gacchati// (Oh Agni, pemujaan dan persembahan yang ditujukan kepada-Mu dari setiap sisi, (semuanya) itu sampai kepada para Deva).
5. Agnir hotā kavikratuḥ/ satyas citraśravastamaḥ/ devo devebhir ā gamat// (Semoga Agni, Pandita yang bijaksana, sangat cerdas, kebenaran dan kebijaksanaannya yang maha agung datang bersama para Deva).
6. Yad aṛga dāśuṣe tvam/ Agne bhadraṁ kariṣyasi/ tavet tat satyam Aṅgiraḥ// (Rakhmat apapun wahai Hyang Agni yang Engkau karuniakan kepada pemuja- Mu, wahai Aṅgira, itulah kebenaran-Mu.
7. Upa tvāgne dive-dive/ dosāvastar dhiyḥ vayam/ namo bharanta emasi// (Kepada, wahai Hyang Agni siang dan malam, yang menerangi kegelapan, kami datang menghadap-Mu dengan kebaktian (yang mantap).
8. Rājantam adhvarānam/ gopam ṛtasya dīdivim/ vardhamānam sve dame// (Hyang Agni pengatur persembahan, pengendali hukum abadi yang senantiasa bercahaya, berkilauan di rumah kami).
9. Sa naḥ pīteva sunave/ Agne sūpāyano bhava/ sacasva nah svastaye// (Wahai Hyang Agni, mudahkanlah mendekati kami, seperti seorang ayah kepada anaknya. Tinggallah bersama kami untuk kebahagiaan kami).
10. Om Vaisvanara ya vidhmahe Lalela ya dhimahi
Tannoh agnih pracodayat
Om Agne naya supatha raye asman Visvani deva vayunani vidvan
Yuyodhyasmaj juhuranam eno Bhuyis thamte nama uktim vidhema - Rig Veda 1.189.1
GAYATRI AGNI (3x)
Om Vaisvanaro ya Vidhmahe
Lalila ya dhimahe
Tannoh Agni Pracodayat
MANTRAM PENYALAAN API (Yajur Veda : 3.5)
Om bhur bhuvah svah Om bhur bhuvah svar dyaur iva bhumna
Prthiviva varimna Tasyate prthivi devayajani Prsthe agni manna damanna dyaya dadhe
AGNI SAMIDHA DHANA - MENGIPAS API (Yajur Veda 15.54)
Om udhudhyasva hagne prati jaagrihi Tvam ishta purta
sam shri jatham ayan cha asmin sadhaste adhyutarasmin
vishve devaa yajamanash ca seedata, svaha
MEMPERSEMBAHKAN KAYU API (Persembahan kayu dengan ghee 4 x)
Om ayam ta idma atma jataveda stene dhyasva Vardhasva cedha vardhaya
casman prajaya Pasubhir brahma varca sena na dyena Samedhaya svaha
Idam agnaye jatavedase idam na mama
Om samidhagnim duvasyata girtair bodha yatatihim Asim havya juhotana svaha
Idam agnaye idam na mama
Om susamiddhaya socise gihrtam Tivram juhotana Agnaye jatavedase svaha
Idam agnaye jatavedase idam na mama
Om tantva samidbhiangiro gihrtena vardhayamasi Brhacchocaya visthaya svaha
Idam agnaye angirase idam na mama
GHRTAHUTI - MANTRA PERSEMBAHAN GHEE
Om ayam ta idma atma jataveda stene dhyasva Vardhasva cedha vardhaya
casman prajaya Pasubhir brahma varca senana dyena Samedhaya svaha
Idam agnaye jatavedase idam na mama (5x)
Jala Sinchana – MENUANGKAN AIR DI SEKELILING KUNDA
Om adite anumanya svaha (Timur)
Om anumate anumanya svaha (Barat)
Om sarasvatya anumanya svaha (Utara)
Om deva savita prasumayagyam prasuva yagya patim bhagaya
divyo gandharavah ketapuh Ketam na punatu vachasya pati
vacham nan sva datu (Sekeliling)
ASTA DEVATA HUTAYAH- PERSEMBAHAN KPD PARA DEWA
Om Agnaye sváhá idam agnaye idam na mama (persembahan ghee / biji-bijian di utara)
Om Somáya sváhá idam somáya idam na mama (persembahan ghee / biji-bijian di selatan)
Om Prajapataye sváhá idam prajapataye idam na mama (persembahan ghee / biji-bijian di tengah)
Om Indraya sváhá idam indraya idam na mama (persembahan utk Dewa Indra di Timur)
Om Agnaye sváhá idam agnaye idam na mama (Persembahan utk dewa Agni di tenggara)
Om Yamaya sváhá idam yamaya idam na mama (Persembahan untuk dewa Yama di selatan)
Om Niratiyae sváhá idam niratiyae idam na mama (Persembahan utk dewa Niratiyae di barat daya)
Om Varunaya sváhá idam varunaya idam na mama (Persembahan utk dewa Varuna di barat)
Om Vayuvae sváhá idam vayuvae idam na mama (Persembahan untuk dewa Vayu di barat laut)
Om Kuberaya sváhá idam kuberaya idam na mama ( Persembahan utk dewa Kuvera di utara)
Om Isanaya sváhá idam isanaya idam na mama (Persembahan untuk dewa Isana di timur laut)
Om Isvaraya sváhá idam isvaraya idam na mama
Om Brahmane sváhá idam brahmane idam na mama
Om Rudraya sváhá idam rudraya idam na mama
Om Mahadevaya sváhá idam mahadevaya idam na mama
Om Shankaraya sváhá idam shankaraya idam na mama
Om Visnave sváhá idam visnave idam na mama
Om Shamboya sváhá idam shamboya idam na mama
Om Shivaya sváhá idam shivaya idam na mama
Om Sadashiva ya svaha, idam Sada shivaya idam na mama
Om Parameshvaraya svaha, idam Parameshvara ya idam na mama
VYAHARTI HOMA MANTRA
Om Bhur sváhá idam agnaye idam na mama
Om Bhuvah sváhá idam vayuvae idam na mama
Om Svah sváhá idam suryaya idam na mama
Om Bhur bhuvah svah sváhá idam prajapataye idam na mama
PRADHAANA HOMA (HOMA-KARANA MANTRA) - Yajur Veda, III:7-8
Praatah Kaal Aahuti (Persembahan Pagi)
Om Súryo jyotir jyotih súrya sváhá.
Om Súryo varcho jyotir varchah sváhá.
Om Jyotih súryah súryo jyotih sváhá.
Om Sajúrdevena savitrá sajúr ushasendra vatyá jushánah súryovetu sváhá.
Saayang Karl Aahuti (Persembahan Sore)
Om Agnir jyotir jyotih agnir sváhá
Om Agnir varcho jyotir varchah sváhá.
Om Agnir jyotir jyotir agnir sváhá.
Om Sajúrdevena savitrá sajú ratryendra vatyá jusháno agnirvetu sváhá - Yajur Veda, III:9-10
Praatah Saayam Aahuti (Mantra Vyahrti Ahuti) – (Persembahan Pagi dan Sore)
Om Bhur agnaye pranaya svaha // idam agnaye pranaya idam na mama
Om Bhuvah vayave apanaya svaha // idam vayave apanaya idam na mama
Om Svah adityaya vyanaya svaha // idam adityaya vyanaya idam na mama
Om Bhur bhuvah svar agni vayava dityebhyah pranapanaya vyanebhyah svaha
idam agni vyava dityebhyah pranapanaya vyanebhyah idam na mama
Om Aapo jyoti raso `mritam brahma
bhur bhuvah svar om svaahaa
Om Yam medhaam deva ganaah pitarash chopaasate
Tayaa maa madya medhayaagne medhaavinam kuru svaahaa - Yajur Veda, 32.1.4
Om Vishvaani deva savitar duritaani paraasuva
yad bhadram tanna aasuva svaahaa - Yajur Veda, 30.3.
Om Agne naya supathaa raaye asmaan vishwaani deva vayunaani vidwaan
Yuyodyasmaj juhuraanam eno bhooyishthaan to nama uktim vidhema svaahaa - Rig Veda 1.189.1
GĀYATRI SAVITA 108 kali, 21 kali, atau 9 kali
Gāyatri mantram disebut mantram disebut Vedamātā, ibu dari semua mantram Veda. Mantram ini disebut juga dengan nama Savitrī atau Savitā mantram, merupakan Samanya yang dapat diucapkan oleh siapa saja bila dilakukan dengan kesungguhan, akan tercapai permohonannya.
Oṁ Bhur Bhuvaḥ Svaḥ Tat savitur vareṇyam bhargo devasya dhīmahi dhīyoyonaḥ pracodayat. (Oṁ Tuhan Yang Maha Agung, kami bermeditasi kepada kemaha muliaan- Mu, Tuhan Maha Pencipta yangmenciptakan segalanya, anugrahkanlah kecerdasan dan budhi pekerti yang luhur kepada kami).
ISTA DEVATA GAYATRI (menchantingkan Gayatri dari beberapa dewa utama)
Gayatri Ganesha
OM Ekadanta ya Vidhmahe, Vakratunda ya dhimahe, Tannoh dantih pracodayat
Gayatri Sarasvati
Om Vak Devyai ca Vidhmahe, kamapradha ya dhimahe, tannoh Devi pracodayat
Gayatri Brahma
Om Vedatmana ya Vidhmahe, Hiranyagarbha ya dhimahe, Tannoh Brahma Pracodayat
Gayatri Laksmi
Om Maha laksmi ca Vidhmahe, Vishnu priya ya dhimahe, Tannoh Laksmi pracodayat
Gayatri Vishnu
Om Narayana ya Vidhmahe, Vasudeva ya dhimahe, Tannoh Vishnu pracodayat
Gayatri Pertivi
Om Pertivi devi ya Vidhmahe, Sahasra Murtha ya dhimahe, Tannoh Pertivi pracodayat
Gayatri Durga
Om Katyayani ca Vidhmahe, Kanyakumare dhimahe, Tannoh Durge pracodayat
Gayatri Shiva
Om Tat Purusha ya Vidhmahe, Mahadeva ya dhimahe, Tannoh Rudra pracodayat
Gayatri Surya
Om Bhaskaraya vidmahe , Divakaraya dhimahi , Tanno surya pracodayat
Om Divakaraya vidmahe, Prabhakaraya dhimahi, Tanno aditya pracodayat
Om Bhaskaraya Vidmahe, Mahadyutikaraya dheemahi, Tanno Aditya Pracodayat
Gayatri Narasimha
Om Vajranakha ya vidmahe, Tiksnadagumstraya dhimahi, Tanno narasigumhah pracodayat
Gayatri Dewi Kali
Om Adyayai vidmahe, Paramesvaryai dhimahi, Tanno kali pracodayat
Gayatri Garuda
Om Tatpurusaya vidmahe, Suvarnapaksaya dhimahi, Tanno garudah pracodayat
Om Pakshirajaya Vidmahe, Suvarnapakshaya dheemahi, Tanno garudah Pracodayat
Gayatri Subrahmanyam / Kartikeya
Om Tatpurusa ya vidmahe, Mahasenaya dhimahi, Tannah sadmukhah pracodayat
Gayatri Nandi
Om Tatpurusaya vidmahe, Chakratundaya dhimahi, Tanno nandih pracodayat
Gayatri Candra
Om Ksiraputraya vidmahe, Amrtatattvaya dhimahi, Tanno candrah pracodayat
Gayatri Hanuman
Om Anjaneya ya vidmahe, Ramaduta ya dhimahi, Tanno hanuman pracodayat
Om Anjaneyaya Vidmahe, Vayuputraye dheemahi, Tanno Hanmah Pracodayat
Gayatri Pranava Omkaram
Om Nadatmanaya Vidmahe, Maha pranavaya dheemahi, Tanno Omkara Pracodayat
Gayatri Rama
Om Dasarathaya Vidmahe, Seeta Vallabhaya dheemahi, Tanno Rama Pracodayat
Gayatri Krsna
Om Vasudevaya Vidmahe, Gitamrtaya dheemahi, Tanno Krsnah Pracodayat
Om Dhanurdharaya Vidmahe, Sarva Siddheeca dheemahi, Tanno dhara Pracodayat
Gayatri Srinivasa
Om Tat purusaya Vidmahe, Srinivasaya dheemahi, Tanvenkatah Pracodayat
Om Tatpurusaya Vidmahe, Vetrahasthaya dheemahi, Tabvajseba Pracodayat
Gayatri Sri Hari
Om Lokarakshaya Vidmahe, Sesatalpaya dheemahi, Tanno harih Pracodayat
Gayatri Visvaroopa
Om Visgateetaya Vidmahe, Visvaroopaya dheemahi, Tanno Viswah Pracodayat
Gayatri Sai
Om Saishvaraya vidhmahe, Sathya dhevaya dheemahi, Thannah-Sarvah prachodayath
Om Shree Bhaskaraya vidhmahe, Sai dheyvaya dheemahi, Thannah-Surya prachodayath
Om Premaathmanaya vidhmahe, Hiranyagarbhaya dheemahi , thannah-Sathyah prachodayath
Om Sai Ramaya vidmahe, Atma Ramaya dhimahi, Tanno Baba pracodayath
Gayatri istadewata ini tidak mesti diucapkan semuanya. Tergantung sang Yajamana sendiri, demikian pula halnya dengan pelantunan japamala yang menggunakan mantram khusus istadewata yang bersangkutan, bisa dipilih sesuai dengan keyakinan sendiri. Biasanya dilakukan sebanyak 108 kali, 21 kali ataupun hanya 9 kali untuk masing-masing istadewata
GURU MANTRAM
Dengan Guru Pūjā dimaksudkan kita memohon karunia dan rakhmat Tuhan Yang Maha Esa sebagai guru agung alam semesta, termasuk juga pemujaan kepada para guru atau maharsi yang suci yang telah mencapai alam kedevataan, yang membimbing umat manusia; Oṁ Gurur Brahma gurur Viṣṇu gurur devo maheśara gurur sakṣat paraṁ Brahma Tasmai śrī gurave namah. (Kami memuja Tuhan Yang Maha Esa sebagai guru agung alam semesta, sebagai Brahma, Visnu dan Śiva, hamba bersujud mohon karunia-Mu).
ISTA DEWATA JAPAM
Om Gam Ganapata ya Namaha (Untuk Sri Ganesha-guna memohon keselamatan)
Om Sri Maha Laksmi ya namah (Untuk Dewi Laksmi-guna memohon kemakmuran)
Om Namo Narayana (Untuk Sri Narayana / Vishnu)
Om Dam Durgaye Namaha (Untuk Dewi Durga – Mohon Kekuatan)
Om Nama Shivaya (Untuk Dewa Shiva)
ASIRVAD – PEMBERKATAN KPD SANG YAJAMANA DGN TABUR BUNGA. DGN MELANTUNKAN MANTRAM
Mahāmṛtyuñjaya (21 kali, 9 kali, 3 kali)
Mantram ini memohon kemahakuasaan Sang Hyang Śiva sebagai Sang Hyang Rudra yang melindungi dari berbagai bahaya dan menjauhkannya dari penderitaan: Oṁ Tryaṁbhakaṁ yajamahe sugandhim puṣti vardhanam, urvārukam iva bandhanān mṛtyor mukśīya māmṛtāt (Ya Tuhan Yang Maha Esa, kami memuja sebagai Sang Hyang Śiva Rudra yang menyebarkan keharuman dan menganugrahkan makanan. Semoga Engkau melepaskan kami dari penderitaan seperti buah mentimun (yang masak) dari batangnya, dari kematian dan bukan dari kekekalan). Ṛgveda VII.59.12
Mantram Ayur Dehi, untuk memohonkan kesejahteraan, panjang umur, rejeki,dll
Om Ayur dehi, Dhanam dehi, Vidyam dehi Maheshvari, Samastha Makilam dehi-dehine Parameshvari (Ya Tuhan, dalam wujudmu sebagai Tri dewi, anugrahkanlah kepada kami kesehatan, kemakmuran, pengetahuan, kecerdasan serta kekuatan )
Om, Tacchaksur Devahitam // Purastachukramucarat
Pasyema saradah satam // Jivema saradah satam
Srnuyama Saradah satam // Prabhavama saradah satam
Adhina shyama saradah satam // Bhuvasca saradah satam
Om Tejo asi, tejo mayi dehi
Om Viryam asi, viryam mayi dehi
Om Balam as,i Balam mayi dehi
Om Ojo asi ojo mayi dehi
Om Manyur asi, Manyur mayi dehi
Om Saho asi, Saho mayi dehi
Setelah ini bisa diselingi dengan Bhajan (menyanyikan lagu-lagu pemujaan kepada para dewa)
PRTHIVĪ SŪKTA
Pṛthivī adalah wujud Tuhan yang Maha Esa sebagai penguasa bumi. Ia digambarkan sebagai seorang ibu yang penuh cinta kasih yang sejati memelihara semua mahluk di bumi ini dengan menjadikan bumi seperti seorang ibu yang memberikan segalanya kepada putra-putinya yang baik.
Oṁ tvamasyāvapanā janānāmaditiḥ kāmadughā parathāna. Yat ta śnam tat ta ā pūrayati, prajāpatiḥ prathamajā ṛtasya - Wahai Ibu pertiwi Engkaulah yang memberikan kesuburan dan selalu memenuhi keinginan umat manusia. Deva Prajāpati akan melengkapi bilamana ada yang kurang untuk ibu pertiwi. Atharvaveda XII.1.61.
Upasthāste anamīvā ayaksmā asmabhayaṁ santu pṛthivī prasūtāḥ. Dīrghaṁ na āyaḥḥ pratibudhyamānā vayaṁ tubhyaṁ balihṛtaḥ syāma – Ya Tuhan Yang Maha Esa! Kami tidur (istirahat) dipelukan ibu pertiwi dan berikanlah karunia supaya kami hidup tanpa penyakit apapun, dan mendapatkan kehidupan yang panjang, kami akan selalu memuja-Mu dengan sepenuh hati. Atharvaveda XII.1.62.
Bhūme mātarnidhehi mā bhadrayā supratiṣthitam. Samvi dānā divā kave śrīyāṁ
mā dhehi bhūtaum - Wahai Ibu Pertiwi lindungilah kami dan berikanlah karunia-Mu supaya kita hidup dalam kedamaian. Oh Ibu Pertiwi, tetapkanlah kami dalam kekayaan dan kebahagiaan. Atharvaveda XII.1.63
Purusa sūkta (Yajña Tuhan Yang Maha Esa )
Tuhan Yang Maha Esa ketika menciptakan alam semesta beserta segala isinya menjadikan Diri-Nya sendiri sebagai Yajña, oleh karena itu umat manusia masti ikut memutar Cakra Yajña dengan jalan melaksanakan Yajña tiada hentinya dalam rangka Tri Ṛṇa, hutang jasa kepada-Nya dan ciptaan-Nya.
Oṁ Sahasraśīrṣā puruṣaḥ sahasrākṣaḥ sahasrapāt, sa bhūmim viśvāto vṛtvaty atiṣthad daśāṅgulam.(Puruṣa berkepala seribu, bermata seribu, berkaki seribu, memenuhi dunia, pada semua arah, mengisi angkasa selebar sepuluh jari).
Puruṣa evedaṁ sarvaṁ yad bhūtam yac ca bhavyamutāmritatvasyeśano yad annenātirohati.(Sesungguhnya Puruṣa adalah semua ini semua yang ada sekarang dan yang akan datang, ia adalah raja keabadian yang terus membesar dengan makanan).
Etāvān asya mahimāto jyāyāmas ca puruṣa āpado’sya viśvā bhūtāni tripād asyamṛtaṁ divi.(Demikian hebat kebenarannya. Dan Puruṣa bahkan lebih besar dari ini. Semua wujud ini adalah seperempat dari dirinya. Tiga perempat lagi adalah keabadian ada di sorga).
Tripād ūrdhva ud ait Puruṣaḥ pādo syehabhavat punaḥ,tato viṣan vya krāmat sāśanānaśane abhi.(Tiga perempat sari Puruṣa pergi membubung jauh.Seperempat lagi lagi berada di dunia ini yang berproses terus menerus berselang-seling dalam berbagai wujud yang bernyawa dan yang tidak bernyawa).
Tasmād virāj ajāyata virājo adhi puruṣaḥ, sa jāto aty aricyata paścad bhūmiṁ atho puraḥ.(Dari dia Virāj kahir dan dari Viraj kembali. Segera setelah ia lahir ia mengembang ke timur mengembang kebarat mengatasi dunia).
Yat puruśeṅa haviṣā devāyajñam atanvata, vasanto asyāsid ājyam grīṣma idhmaḥ śarad dhaviḥ.(Ketika para sewa mengadakan ūpacāra kurban dengan Purusa sebagai persembahan, maka minyaknya adalah musim semi, kayu bakarnya adalah musim panas dan sajian persembahannya adalam musim gugur).
Taṁ yajñam barhiṣi prauksan puruṣaṁ jātam agrataḥ, tena devā ayajanta sādhya ṛṣayas ca ye. (Mereka mengorbankan sebagian korban pada rumput Purusa yang lahir pada awal penjadian. Pada dia para Deva dan semua sadhyas dan para ṛṣi mempersembahkan kurban).
Tasmād yajñāt sarvahutaḥ sambhṛtaṁ pṛsadājyampasūn tāmś cakre vāyavyān aranyān grāmyāś ca ye.(Dari korban itu , yang padanya universal di persembahkan keluarlah dadih dan mentega yang sudah bercampur.Kemudian ia jadikan binatang-binatang yang padanya Vāyu berbeda. Baik binatang buas maupun binatang jinak).
Tasmād yajñāt sarvahuta ṛcaḥ sāmāni jajñire, chandānsi jajñire tasmād yajus tasmād ajāyata.(Dari korban itu, yang padanya universal dipersembahkan, ṛca dan nyanyian Sāma lahir. Dari dia lahirnya metrik. Dari dia lahirnya Yajus).
Tasmād aśva ajāyanta yeke chobayadataḥ, gavo ha yajñire tasmāt tasmāj jāta ajāvayaḥ.(Dari dia lahirlah kuda dan binatang apa saja yang mempunyai gigi dua baris. Sapi lahir dari dia. Dari dialah lahirnya kambing dan biri-biri).
Yat puruṣaṁ vyadadhuḥ katidhā vyakalpayan mukhaṁ kim asya kau bāhū kā ūrū pādā ucyete.(Ketika meraka menjadikan Purusa korban,menjadi berapa bagiankah mereka bagi dia ? Dan apakah mereka sebut paha kakinya ?)
Brāhmano’sya mukham āsīd bāhū rājanyah kṛtaḥ, ūrū tad asya yad vaiśyaḥ pādbhyam śūdro ajāyata.(Mulutnya menjadi Brāhmana, lengannya menjadi Rājanya,pahanya menjadi Vaiśya, Sudra lahir dari kakinya.
Candramā manaso jātās cakṣoḥ sūryo ajāyata, mukhād Indraścāgniśca prānād vāyur ajāyata.(Bulan lahir dari pikirannya, matahari dari matanya,Indra dan Agni lahir dari mulutnya, Vāyu dari nafasnya).
Nābhyā āsīd antarikṣaṁ śirṣo dyauḥ sam avartata, pādbhyām bhūmir disahśrotrat tathā lokān akalpayan.(Dari pusarnya cakrawala ini lahir, dari kepalanya lahir langit, dari kakinya lahir dari bumi, dari telinganya lahir keempat penjuru mata angin, demikianlah mereka membentuk dunia ini).
Saptāsyāsan paridhayas triḥ sapta samidhaḥ kṛtāḥ devā yad yajñaṁ tanvānā abadhnam puruṣaṁ paśum.(Tujuh pagar kelilingnya ūpacāra korban itu, tiga kali enam potong kayu bakar sisiapkan, ketika para Deva mempersembahkan ūpacāra itu yang mengikut Purusa sebagai kurban).
Yajñena yajñam ajāyanta devās tāni dharmāni prathamāmy āsan,te ha nākam mahimānaḥ sacanta yatra pūrve sādhyaḥ śānti devāḥ.(Deva-Deva dengan mengandalkan ūpacāra korban memuja (dia yang juga) ūpacāra korban. Mereka yang agung mencapai sorga yang mulia tempat para Sadhyas, Deva-Deva jaman dahulu). Rgveda X.90.1-16
Nasadiya Sukta ( proses kejadian alam semesta )
Nasad āsīn no sad āsīt tadanīṁ nāsīd rājo no vyoṁā paro yat, kim avarīvaḥ kuha kasya śarman nambhaḥ kim āsīd gahanaṁ gabhīram.(Pada waktu itu dia tidak ada yang bukan ada maupun yangh ada. Waktu itu tidak ada dunia,tidak ada langit pun pula tidak ada yang di atas itu. Apakah yang menutupi dan dimana ? Airkah di sana, air yang tak terduga dalamnya).
Na mṛtyur āsīd amṛtaṁ na na tarhi na rātrya ahna āsīt praketaḥ, anīd avātaṁ svadhayā tad ekaṁ tasmād dhānyan na paraḥ kiṁ canāsa.(Waktu itu tidak ada kematian, pun pula tidak ada kehidupan. Tidak ada tanda yang menandakan siang dan malam. Yang Esa bernafas tanpa nafas menurut kekuatannya sendiri. Bernafas menurut kekuatanya sendiri. Di luar Dia tidak apapun juga).
Tama āsīt tamasā gūlham agre praketaṁ salilaṁsarvam ā idaṁ tuchyenābhv apihitaṁ yad āsīd tapasas tan mahina jāyataikam.(Pada mula pertama kegelapan di tutupi oleh kegelapan. Semua yang ada ini adalah keterbatasan yang tak dapat dibedakan. Yang ada waktu itu adalah kekosongan dan yang tanpa bentuk. Dengan tenaga pana yang luar biasa lahirlah kesatuan yang kosong).
Kāmas tad agre sam avartatadhi manaso retaḥ prathamaṁyad āsīt sato bandhum asātī nir avindan hṛdi pratīṣyā kavayo maniṣā.(Pada awal mulanya, setelah itu, timbullah keinginan. Yang merupakan benih awal dan benih semangat.Para Rsi setelah meditasi dalam hatinyamenemukan dengan kearifannya hubungan antara yang ada dan yang bukan ada).
Tiraścīno vitato raśmir eṣām adhaḥ svid āsīd upari svid āsīt, rethodā āsan mahimāna āsan svadhā avastat prayatiḥ parastāt.(Sinarnya terentang ke luar, apakah ia melintang, apakah ia di bawah atau diatas. Beberapa menjadi pencurah benih, yang lain amt hebat. Makanan adalah benih rendah, pemakan adalah benih unggul).
Ko addhā veda ka iha pra vocat kuta ājātā kuta iyaṁ viśṛṣtiḥ,arvāg devā asya viṣarjanenāthā ko veda yata ābabhūva.(Siapakah yang sungguh-sungguh mengetahui ?Siapakah di dunia ini dapat menerangkannya ?Dari manakah penjadian ini, dari manakah timbulnya ?Deva-Deva ada setelah penjadian ini, kemudian siapakah yang tahu, dari manakah ia muncul).
Iyaṁ viśrṣtir yata ābabhuva yadi vādadhe yadi vā na, yo asyādhyakṣaḥ parame vyOṁan so āṅga veda yadi vā na veda. (Dia, yang dari padanya penjadian timbul yang membentuknya atau mungkin pula tidak. Dia yang mengawasi alam ini berada di langit yang tertinggi, sesungguhnya ia mengetahui atau barang kali tidak.mengetahui). Ṛgveda X.129.1-7
Śāntiprakaranam, Mantram untuk memohon kerahayuan jagat beserta semua mahluk hidup di dalamnya.
Oṁ saṁnaḥ soṁo bhavatu bahma sam nah saṁ no gravanaḥ samu santu yajñah.Saṁ naḥ svarunam mitayo bhavantu saṁ naḥ prasvah saṁvastu vedih. (Soṁa rasa (amṛta) yang digunakan dalam Yajña memberikan damai kepada kami, mantra-mantra dari veda memberikan damai kepada kami, alat-alat untuk mendapatkan soṁarasa memberikan damai, Yajña memberikan kedamaian kepada kami, stupa untuk Yajña memberikan damai kepada kami. Usada memberikan damai kepada kami, dan tempat Yajña (vedi) memberikan damai kepada kami. Ṛgveda VII.35.7
Oṁ saṁ no vātaḥ pavataṁ saṁ nastapatu Sūryaḥ. Saṁ naḥ kanikradad devaḥ parjanyoabhi vārsatu. (Ya Tuhan Yang Maha Esa, semogalah udara yang berhembus memberikan kedamaian kepada kami, surya bersinar untuk kedamaian kami, awan dengan suaranya menurunkan hujan menimbulkan kesuburan pada tumbuh-tumbuhan untuk kedamaian kami). Yajurveda XXXVI.1.10
Oṁ agne naya supathā raye asmān viśvāni deva vayunāni vidvan.Yuyodhy asmaj juhurānam eno bhuyistham te nama uktim vidhema. (Ya Tuhan Yang Maha Esa dalam wujud-Mu sebagai Agni ! Yang maha bijaksana, tunjukkanlah jalan yang benar dan untuk mencari kebahagiaan dan kekayaan, kita akan menjalani utama karma agar supaya kita dijauhi dari papakarma (perbuatan yang penuh dengan papa). Untuk itu kita dengan penuh sujud dan selalu memuja dan mendapatkan ananda). Ṛgveda I.189.1.
Oṁ prajāpate na nadetanyanyo viśvā jatani parita babhuva.Yatkāmaste juhumastanno astu vāyam syāma patayo patayo rayinam. (Ya Tuhan Yang Maha Esa sebagai Prajāpati ! Tiada selain-Mu yang berada dimana-mana di dunia ini. Apapun keinginan kami dan untuk memenuhi keinginan tersebut, kami datang kepada-Mu. Penuhilah semua keinginan kami supaya semua terwujud dan kami menjadi kaya raya di dunia ini). Ṛgveda X.121.10
Oṁ svasti na indro vṛddhaśravaḥ svasti naḥ puśa viśvāvedaḥ.Svasti nastar kṣyo aristanemiḥ svasti no bṛhaspati ṛdadhatu. Deva indra ! Maha besar tersebar dimana-mana berikanlah kebahagiaan kepada kami, Wahai Deva yang maha tahu, peliharalah dunia, berikanlah kebahagiaan kepada kami. Jalinkanlah tali rasa-mu yang tidak pernah putus dan melalui karunia-mu seseorang bisa melewati dunia ini dan mencapai tujuan akhir, berikanlah kebahagiaan. He pelindung yang maha besar berikanlah kebahagiaan kami. Ṛgveda I.89.6
Oṁ taccakṣur devahitaṁ purastacchukramuccarat.Paśyema śaradaḥ śataṁ jīvema śaradaḥ śataṁ śranuyāma śaradaḥ śataṁ pra bravama śaradaḥ śatamadinah syāma śaradaḥ śataṁ bhūyaśca śaradaḥ śatāt.(Tuhan Yang Maha Esa adalah saksi seluruh u,at manusia dan maha karunianya bagi para sarjana. Beliaulah yang pertama sebagai cahaya (teja). Untuk itu agar kami dapat melihat beliau seratus tahun, kami dapat hidup seratus tahun, mendengar seratus tahun, untuk itu keagungan tuhan dapat kami ceritakan seratus tahun dan kami bisa hidup seratus tahun dengan kebebasan, dan kemudian kita hidup lebih dari seratus tahun).
Oṁ bhadraṁ karnebhiḥ śṛnuyāma deva bhadraṁ paśyemākṣabhir yajatraḥ.Sthirair angaiṣtustuvāmsas tanūbhirvyasemahidevahitam yad āyuh. (Ya Tuhan Yang Maha Esa! Anugrahkanlah karunia-Mu supaya kami mendengar yang baik dari telinga kami, melihat selalu yang baik dari mata kami, berikanlah kekuatan badan yang sehat supaya kami selalu memujamu dan sesuai dengan karma kami mendapatkan hidup yang lengkap dan tidak meninggal sebelum waktunya). Ṛgveda I.89.10
Oṁ saṁ no dyavapṛthivī pūrvahutau sam antarikṣam dṛśaye no astu.Saṁ na osadhirvanino bhavantu saṁ no rājaspatirastu jiśnuḥ.(Ya Tuhan Yang Maha Esa! Pagi-pagi setelah bangun kami selalu memohon supaya Dyuloka dan Prithiviloka memberikan kedamaian kepada kami, demikian juga pada waktu setelah bangun, kita mlihat antariksaloka, dan memohon supaya antariksaloka memberikan damai kepada kami. Usada memberikan damai kepada kami. Ya Tuhan Yang Maha Besar rajanya dunia yang selalu jaya anugrahkanlah kebahagiaan kepada kami). Ṛgveda VII.35.5
Abhaya dan Śivasaṁkalpa, Mantram ini mendorong umat-Nya senantiasa tegar dalam menghadapi berbagai cobaan, tidak ada rasa takut atau khawatir dan hidup dalam ketenangan.
Oṁ Abhayaṁ mitrād abhayam amitrād abhayam jñātād ajñātād abhayaṁ puroyaḥ. abhayaṁ naktaṁ abhayam divanaḥ sarva āsā mama mitram bhavatu (Ya Tuhan Yang Mahakuasa ! Semoga saya tidak takut kepada kawan-lawan, dan tidak takut kepada yang tidak dikenal, semoga malam dan siang hari kami tanpa takut. Semoga semua arah memberikan sahabat kepada kami). Ṛgveda IX.15.6
Oṁ yajjāgrato dūramudaiti daivaṁ tadu suptasya tathaivaiti. Dūraṁ gamaṁ jyotisām jyotirekaṁ tanme manaḥ śivasaṁkalpamastu. Pikiran yang dengan kekuatan dengan kesadaran pada saat sedang bergadang (Jagratah) pergi jauh kemana-mana (Duramdaiti), demikian juga pada waktu tidur (Tatu Suptasya) pergi (berjalan) kemana-mana (Tatha Eva Eti). Pikiran yang demikian (Tat) yang pergi kemana-mana (Duram Gamam) dan paling bercahaya atau bersinar dalam semua cahaya (Jyotisam Jyoti) adalah hanya satu, yaitu pikiran (Ekam), dengan demikian “He Tuhan pikiran seperti itu (Tat Memana) menjadi baik, damai dan memiliki pikiran yang baik (Śivasṁkalpamastu)”. Yajurveda XXXIV.1
SHANTI PUJA
a. Om Prasida Vishveshvari visva prasida // Om Prasida Vishveshvari Veda Vigrahe
Om Prasida Vishveshvari Mantra Rupini // Om Prasida Vishvesvari Visva prasida
b. Om Sam nah somo Bhavantu Brahma // Sam nah samno grava nah samusantu yajnah
Sam nah svarunam mitayo bhavantu // Sam nah prasvah sam vastu vedih
c. Om Sam no mitrah sam varunaha // Samno Bhavataryama
Samno Indro Brhaspati // Sam no Vishnu ruru kramaha
d. Om Namo Brahmane, Namaste Vayu, Tvam evam Pratyaksham Brahmashi
Tvam eva Prayaksham Brahma Vadishyami, Rtam vadishyami, Sathyam vadishyami. Tan ma mawatu tad waktara avatu avatu mam, avatvaktaram (Svaha)
e. Om Bhadram karnebhih srnuyama deva bhadram pasemaksyabhir yajatrah
Sthirair angais tustu vamsa stunibhir vyasemai deva hitam yada yuhu (Svaha)
f. Om Svastina indro vrdhasravah, svasti na pusa visva veda, svasti na starksyo aristanebih, svasti no Brahaspatir dadhatu (Svaha)
g. Om abhayam mitrad abhayam amitrad, abhayam jnatad, abhayam parokshat, abhayam naktam, abhayam diva nah, sarva asa mama mitram bhavantu (Svaha)
h. Om abhayam nah karty antariksham, abhayam dyava prathivi ubhe ima, abhayam pasca dabyam purasthadutraradha dharadhabyam bhavantu (svaha)
i. Om Dhauh santir, Antariksa santi, Perthivi santih, Apaha santih, Osadaya santih, Vanaspataya santih, Visva deva santih, Brahma santih, Sarvam santih, Santir eva santih, Sama santih edhi. Om Santih Santih Santih..
Om Sahana vavatu sahana bhunaktu, saha viryam karavavai, tejasvi navaditam astu ma vidvisavahai. (Svaha)
Om yad grame yad aranye yad sabhayam yad indriye yad enascha karma vayam idam tadava yajamahe, (Svaha)
MANTRAM PERSEMBAHAN
Om Brahmarpanam Brahma Havir // Brahmagnau Brahmana Hutam
Brahma iva tena Gantavyam // Brahmakarma sama-dhina (B.Gita 4.24)
Aham Vaishvanaro Bhutva // Praninam Deham asritah
Pranapana sama yuktah // Pacamy-annam catur vidham (B.Gita 15.14)
PERSEMBAHAN PANCA AMRTAM
Om Pancaamrtam devata bhyo namaha, kshera samarpayami – menuangkan susu
Om Pancaamrtam devata bhyo namaha, Dadih samarpayami – menuangkan Yogurt
Om Pancaamrtam devata bhyo namaha, Ghrta samarpayami – menuangkan Ghee
Om Pancaamrtam devata bhyo namaha, Madhu samarpayami – menuangkan madu
Om Pancaamrtam devata bhyo namaha, Sarkara samarpayami – gula kelapa.
BHUTA YAJNA (mempersembahkan sepuluh nasi kepal satu persatu )
Om Agnaye svaha, Om Somaya svaha, Om Agni somabhyam svaha, Om Visvebhyo devebhyah svaha, Om Dhanvantaraye svaha, Om Kuhvai svaha, Om Anumatyai svaha, Om Prajapataye svaha, Om dhyava prthivibhyah svaha, Om Svistakrite svaha.
PEMECAHAN KELAPA
Setelah melantunkan Gayatri, kelapa diputar 3 kali searah jarum jam dengan mengucapkan mantram :
Om Suklam Bharadharam Vishnum // Sasivanam caturbhujam
Prasanadam devaya dhyayet // Sarvam Vighnam prasantaye.
SVISTAKRITE (Pengaksama – persembahan gula merah)
Yadasva karmano atya riricam yadvanyunam ihakaram
Agnistat svistakrdvidyat sarvam svistam suhutam karotume
Agnaye svistakrite suhutahute sarvaprayaschitta hutinam
Kamanam samardhyitrai sarvan nah kamant sarmadhyaya, Svaha
(Idam agnaye svistakrite idam namaha)
MONA PRAJAPATAYE (Persembahan ghee 3x)
Om…Svaha, Idam Prajapataye idam na mama
PAVAMANA
Om Bhur Bhuvah Svah, agna ayumsi pacasva a svorjam
Isam canah are bhadasva dhochunam, svaha (Idam agnaye pranaya idam na mama)
OM Bhur Bhuvah Svar, agnih Rshi pavamanah Pancajanyah
Purohitam tam imahe maha ghayam, Svaha (Idam agnaye pavamanaya idam na mama)
Om Bhur Bhuvah Svar, agne pacasva svapa asme varcah suviryam dadad rayim mayim posa, Svaha ( Idam agnaye pavamanaya idam na mama)
Om Bhur Bhuvah Svar, Om Prajapate na tva detta nyanyo visva jatani paritha babva yat kamaste juhumnas tano astu vayamsyama patayo rayinam, svaha (Idam Prajapataye idam na mama )
PURNA HUTI
Om, Purnam adam Purnam idam // Purnat purnam udachyate
Purnasya Purnama daya // Purnam eva vasisyate (3x)
Om Sarvam vai purnam, Svaha (3x)
Śānthi mantra, Setiap mengakhiri suatu kegiatan keagamaan hendaknya ditutup dengan
permohonan kedamaian seperti diamanatkan dalam Śānti mantram berikut:
Oṁ Dyauḥ śāntir antarikṣaṁ śāntiḥ pṛthivī śāntir āpaḥ śāntir oṣadhayaḥ śāntiḥ vanaspatayaḥ śāntir viśve devaḥ śāntir brahma śāntiḥ sarvaṁ śāntiḥ śāntir eva śāntiḥ sā mā śāntir edhi (Ya Tuhan Yang Maha Kuasa, anugerahkamlah kedamain di langit, damai di angkasa, damai di bumi, damai di air, dami pada tumbuh-tumbuhan, damai pada pepohonan, dami bagi par Devata, damilah Brahma, damilah alam semesta. Semogalah kedamian senantiasadatang pada kami). Yayurveda XXXVI.17.
Oṁ sarve bhavantu sukhinaḥ sarve śāntu niramayaḥ sarve bhadrāni paśyantu mā kaścid duḥkha bhāg bhavet (Ya Hyang Widhi, semoga semuanya memperleh kebahagiaan, semoga semuanya memperoleh kedamaian, semoga semuanya memperoleh kebajikan dan saling pengertian dan semoga semuanya terbatas dari penderitaan).
Om Shanti Shanti Shanti….
Itulah sekilas rangkaian dan prosesi upacara agni hotra yang perlu diketahui. Karena tulisan diatas merupakan hasil pengkodifikasian yang diambil dari beberapa sumber, maka penting kiranya bagi semua pihak yang berkecimpung dalam hal ini untuk ikut memberikan sumbangsih pemikiran sekaligus koreksi yang bersifat pembenahan untuk ejaan maupun arti dari mantram diatas yang masih belum begitu sempurna. Terima kasih. (Wr)
Catatan kaki : Rangkaian dan susunan upacara Homa atau Agni Hotra ini tidaklah bersifat baku karena masing-masing kelompok spiritual, maupun Sampradaya memiliki ciri khasnya tersendiri. Pada urutan nomer 11 setelah Prtivi Sukta, ada orang yang melanjutkannya dengan menchantingkan mantram Narayana Upanisad, Rudram, ataupun Maha Mantra Setelah upacara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar