Sabtu, 25 Februari 2017

SAPTA PATALA DALAM ETIKA SUSILA

Sapta patala yang Dipengaruhi Sad ripu, Sapta timira, Sad atatayi
Om hyang pasupatya ya namo namah..
Dharma laksana kalacakra..
Hyang yamadipatya tedun Ida sang Wenang…mahakala dorakala jogormanik suratma kanda sakti hring pati…sarwa prani hitankarah.

Om Swastyastu..

Pemahaman pelaksanaan etika susila dalam kehidupan di alam bhur, adalah syarat mutlak untuk mencapai tujuan yg shanti..kedamaian juga rahayu raharja tentu sebagai barisan karma baik di masa yg akan mendatang..Apakah saat mati nanti dan menuju alam “gumi wayah” yang konon tetap mengada walaupun tiada dipercayai…

Alam bawahan yg terdiri dari tujuh bagian yg teryakini sbagai alam sapta patala, persis seperti yg trgmbarkan dalam kisah2 neraka loka itu sendiri..Namun tetaplah tujuan ygbakhir adalah penyatuan kepada ida hyang widhi sbagai kamoksan..Dan tetap smpai nanti mahapralaya yg sungguh tak terbayangkan kapan itu, kesempatan untuk mnghabiskan karma buruk serta juga menambah karma baik adalah sbuah keniscayaan serta realita..

Dari segi tattwa dijelaskan tentang konsep sapta loka dan sapta patala, tentunya tattwa akan selalu dibarengi diiringi dgn konsep susila etika pada kehidupan, yang sekiranya wajib bagi manusia itu sendiri..Etika susila sendiri dalam perbendaharaan jnana, telah terdapat beberapa konsep leksikon hindu yg layak dijadikan pedoman prilaku di kehidupan ini..

Etika susila itu misalnya seperti sad ripu enam musuh manusia yg terdiri dari, kama,matsarya,lobha,krodha,moha, mada…Kemudian sapta timira yg berarti tujuh kegelapan yaitu dhana,guna,kulina,yohana,surupa,sura, kasuran…serta sad atatayi..enam pembunuhan kejam..agnida,wisada,dratikrama, sastraghna, atharwa, raja pisuna…Dari tiga leksikon tentang susila sungguh cukup untuk dihindari dan mengontrol indriya agar tidak memengaruhi suksma sarira dan atman sbagai sang purusha..

Kemudian tentu secara umum telah banyak mengetahui tentang karmapala sraddha yg memberikan konsep bahwa apa yg ditanam itu yg dipetik dipanen..Dan terdapat juga tattw tentang alam sapta patala sbagai konon sebuah neraka loka yg sbagai bagian penghukuman dari sang yamadipati..

1.Sapta patala yg pertama adalah dimensi ATALA..Dimensi paling dekat dgn alam ini, yang dihuni oleh para samar, yg mirip dengan manusia itu sendiri..Suasana selalu remang-remang seperti sandilaka..Mereka juga masih mengenal tentang ajaran dharma..jadi masih ada kesempatan untuk lepas dari alam ini..dan tingkat kesadarannya masih lebih rendah dri manusia pda umumnya..Mereka yg terlahir di alam ini biasanya lebih mengenal melakukan karma buruk dikhidupannya yg lalu..

Sumber kesengsaraan utama di alam ini adalah kenangan rasa bersalah, rasa tersinggung marah, rasa tidak terima, rasa sakit fisik..dan sumber kebahagiaan adlah rasa ingatan akan kebaikan dan kasih sayang terdahulu..

Dalam hubungannya dgn konsep etika, tentu dri sad ripu maka krodha adlah yg dominan dilakukannya di khidupan manusia, entah mgkin kurangnya rasa sabar atau terlingkupi tujuh kegelapan sperti dhana guna kulina timira, gelap krna harta kepandaian keturunan yg membuat marah..rasa matsarya shingga muncl kemarahan, kasuran timira gelap krna keberanian, yg selalu diliputi kemarahan saja tidak mau duduk lebih rendah scra sabar..

2.sapta patala dimensi kedua yaitu WITALA.
Di dimensi ini yg terlihat adalah mahluk mahluk yg tak lengkap, mahluk yg badannya rusak, kaki saja, tangan saja dan menjijikkan,dsb-nya mereka yg masuk alam ini adalah yg memendam kekecewaan, dendam, atau sakit hati, atau mati mendadak krna kecelakaan dan kondisi sengsara atau bhkan yg bunuh diri..yg kesadarannya berisi kekalutan saja..Memiliki tabungan karma baik yg tak mencukupi…sejati nya kesadaran mereka dibawah manusia..
Sumber utama kesengsaraan adalah pikiran ingatan akan berbagai kekecewaan, ketidak puasan, dan keinginan-keinginan yg tak terpenuhi, serta dendam dan juga sakit hati yg menurut mereka harus dilampiaskan..Sumber utama kebahagiaan adlah ingatan akan cinta yg didambakan, keinginan yg terpenuhi, kemarahan yg terlampiaskan…

Yang utama dalam konsep susila adalah kama yg tinggi yg akhirnya mnghasilkan kekecewaan yg mnjadi cinta yg kesampaian..lalu lobha yg lupa bersyukur,matsarya yg menumbuhkan dendam yg hrus terlampiaskan…Akibat juga moha kebingungan..Kegelapan ini mngkin terjadi krna dhana harta, surupa wajah yg tmpan, yohana jiwa muda yg berlebih menuntut kecintaan, dll..

3.Sapta patala ketiga adalah SUTALA yg dihuni para preta..mahluk berwujud manusia kurus, bewajah pucat dannsuara melengking, ada juga manusia kumal dgn rambut kotor kusut..mereka yg masuk alam ini biasanya suka mengumbar nafsu indriya secara berlebih, tak mampu mengendalikannya,seperti nafsu seksual, nafsu makan, dan serakah dalam mengejar berbagai kenikmatan, dan tidak punya tabungan karma.baik..dasarnya mereka bukan mahluk yg jahat, namun ketidakbijaksanaan mereka ditutupi oleh nafsu-nafsu indriawi..Sumber kebahagiaan mereka adalah ingatan akan terpuaskannya nafsu2 mereka..

Dan berdasarkan etika susila, mereka tiada mampu mengontrol indria mereka dan ego ahamkara mereka untuk mendapatkan kepuasan sesaat membuat mereka jatuh ke alam ini…kama dan lobha serta mada yg berarti nafsu tinggi dan serakah yg memabukkan itu yg membuat mereka mrasa bahagia..Surupa Yowana ketampanan serta jiwa muda untuk selalu mencari kebahagiaan indria adlah hal yg mmbuat mereka jatuh ke alam ini.

4.Sapta patala selanjutnya adalah alam Talatala…di tempat ini dihuni mahluk seperti siluman yang dapat berubah wujud mnjadi manusia atau yg sangat indah, bisa sperti naga,binatang, atau wujud lainnya..Mereka yg masuk ke alam ini memiliki ego yg kuat dan suka memanipulasi manusia lainnya, serta melakukan kesalahan terhadap banyak orang dengan cara melakukan hinaan fitnah baik dgn pikiran atau perkataan, ajaran spiritual palsu, dan membuat kebingungan banyak orang..karena yg menyebabkan mereka bahagia adalah ego untuk yg terpuaskan krna sifatnya itu..

Maka sejatinya yg mereka perbuat di dunia adalah terliputi pula sad ripu seperti matsarya krna memfitnah berasal dari rasa iri hati, krodha yg mendalam, serta moha bingung akibat rasa benci itu..Dalam timira mereka digelapkan oleh guna timira krna merasa paling pandai dlam pengthuan tertentu. Dan yg mereka lakukan telah sampai pada perbuatan dan bicara shingga masuk kepada sad atatayi yaitu raja pisuna, memfitnah orang lain demi kepuasannya sendiri..

5.Sapta Petala lapisan kelima adalah MAHATALA..
Penghuni alam ini adalah para raksasa, berwajah sangar, tinggi besar dan seram.. Lapisan ini adalah alam gelap dimana dominan memiliki kurangnya rasa kasih sayang, dan memiliki sifat iri hati, kemarahan, mendendam, kebencian, dan mereka sering melakukan kekerasan dan teror fisik kepada yg lainnya . Sumber kebahagiaan utama di alam ini adalah pikiran dan memory akan puasnya melampiaskan kebencian, ketidakpuasan, dendam dan amarah yg menyebabkan orang lain menderita.

Alam ini akan dialami bagi mereka yg tidak mampu mengubur sifat matsarya, krodha, moha, mada yg mabuk atas ketidakberdayaan yg lainnya dri segi teror fisik..Mereka yg melakukan kekerasan fisik dan senang akan itu, akan jatuh pada dimensi ini..Tentunya selain pikiran mreka sudah mungkin melakukan atatayi..seperti Sastraghna mengamuk, agnida membakar, wisada meracun,  Dratikrama memperkosa..tentunya mereka terliputi kegelapan Kasuran akibat rasa berani yg berlebih..

6.Sapta Petala lapisan ke-enam yg disebut RASATALA..

Dihuni oleh lelembut yg senang menghisap menghabiskan energi mahluk lainnya..Tidak ada yg sanggup berdekatan dgn mereka krna tarikan energi negatif mereka..Mereka tak berwujud dan seperti bayangan halus yg seperti kabut..

 Mereka yg masuk alam ini biasanya Jiwanya dominan dengan rasa iri hati, serakah, tidak puas, kemarahan, dendam dan kebencian. Dalam hidupnya mereka pernah melakukan kesalahan-kesalahan berbahaya bagi banyak orang seperti menghasut, mengatur, memanipulasi atau mengorganisir kebencian pada orang lain (melalui orasi, ideologi, ajaran spiritual, dll) yg sampai pada terjadinya aksi kekerasan fisik kepada sekelompok orang atau bahkan memicu peperangan antar wilayah. Dan terlihat pada manusia-manusia yg haus darah, senang dengan kekacauan, serta puas melihat ketakutan, kepedihan dan penderitaan.

Sang jiwa di alam ini merasakan kesengsaraan mental yg sangat berat, akibat proyeksi energi negatif yg tidak terhingga di alam ini. Hampir tidak ada kebahagiaan di alam ini. Sumber kesengsaraan di alam ini adalah akibat perbudakan mental dan manipulasi dari jiwa-jiwa gelap penguasa alam patala, serta sang jiwa merasa demikian putus asa akibat kecilnya peluang untuk bisa bebas dari alam ini. Sumber kebahagiaan utama di alam ini adalah setitik harapan kecil bahwa suatu hari akan ada mahluk suci yg menolong keluar dari kesengsaraan mendalam ini.

Tentunya secara etika susila mereka tak mampu melakukan pengekangan pada musuh diri, seperti matsarya, krodha lobha, kama tinggi, moha mada..dan manipulatif artinya mereka termakan kegelapan guna dhana sura kasuran dst..Dan sad atatayi mereka lakukan dratikrama, raja pisuna,  wisada,agnida..

7. Sapta Petala lapisan ketujuh atau paling negatif dan gelap : “Patala”.
Penghuni alam ini adalah ashura, danawa dan daitya. Mereka adalah makhluk-makhluk kejam dengan kemampuan supranatural yg tinggi dan punya kesaktian mumpuni.
Mereka yg masuk alam ini biasanya mereka yg belajar ilmu hitam atau ilmu-ilmu kesaktian lainnya dan menggunakannya untuk menyakiti dan menyiksa orang lain. Kecenderungan bathin mereka selalu ingin lebih hebat (lebih sakti) dari yg lain, tidak punya toleransi kepada yg lebih lemah, penuh prasangka buruk, rasa curiga, iri hati, serakah, tidak puas, marah, dendam dan benci..

Sumber kesengsaraan di alam ini adalah akibat persaingan dan peperangan abadi antar sesama mereka, serta siksaan mental yg ekstrim dari proyeksi energi negatif alam ini.Tidak ada kebahagiaan sedikitpun di alam ini. Sangat sulit untuk keluar dari alam ini.

Etika susila mgkin seluruhnya tidak dijalani termasuk jga melakukan atharwik menggunakan ilmu hitam untuk menyakiti..Tentunya perlu dihindari oleh seluruh manusia, dmana tidak ada rasa cinta sama sekali..Kehidupan yg akan selalu berperang mencari yg terhebat dan tidak ada kelemahlembutan. Yang ada seperti timira kasuran, guna timiram yg membelenggu diri dilengkapi oleh rasa iri matsarya ripu…

Om santi santi santi om

Tidak ada komentar:

Posting Komentar