PANUGRAHAN DALEM
Ini adalah ajaran yg sangat Utama,
panugrahan Ida Bhatara Dalem. Yang disebut : Saring Kanda Pat Tanpa Sastra (
kanda pat sari). Banyak seali gunanya. Bila di tempatkan di dalam rumah ,
berguna untuk menjaga rumah dan orang-orang sekeluarga. Segala perbuatan orang
jahat dapat ditolaknya.segala perbuata durjana disingkirkannya. Segala mara
bahaya ditolaknya.
Apabila kita dapat memahami isi
ajaran ini, bias menjadi saripatinya mantra, juga mencapai nirwana. Serta dapat
melepaskan derita leluhur semuanya. Bila untuk menyucikan diri sendiri,
tercapailah adanya, bila kita hormat kepada Beliau, dapat memberikan kesaktian
yang tak terkalahkan oleh segala mantra.
Demikianlah utamanya sifat dari
prang yang mempelajari ajaran ini. Tetapi jangan dilecehkan dan jangan
disebarluaskan kpd orang yg tidak sepatutnya. Bila dilecehkan musnahlah segala
kegunaannya, dan menjadi boomerang bagi penganutnya. Dan kemudian menyakiti
diri sendiri, seperti ; gila, marah-marah, boros, sakit mendadak, lepra, buta
serta pendek umurnya. Demikianlah janji Bhatara Dalem, terhaadap mereka yang
menganut ajaran ini.
Bla disiplin mengikuti ajaran ini,
dapatlah dicapai segala yang di cita-citakan dan disayang oleh para Dewata.
Inilah janji Bhatara Dalem. Bila
bercita-cita menjadi orang bijaksana dan dicintai semua oleh sesama mahkluk
hidup di dunia, janganlah menyimpang dari tata krama kehidupan ini.
Kelak apabila telah sukses, pandai,
kaya, hendaknya tetap rendah hati. Jangan lupa belajar hidup prihatin, mencari
nafkah dgn halal, agar selagi hidup beroleh manfaat. Sekalipun pandai, tetapi
bila kurang rajin, akibatnya kurang baik. Lagipula hendaknya selalu berlatih
kecerdasan hati, paham akan sasmita ( isyarat lambing perubahan air muka, dan
lain-lain) ini diibaratkan mengadu kekuatan diri.
Dalam menuntut ilmu jangan kepalang
tanggung, harus berani mengatasi berbagai rintangan, jangan berhenti di tengah
jalan. Seseorang yang telah menguasai diri sendiri dan memahami segala macam
ilmu, lahir dan bathin disebut jadma luwih / sujana.
Seterusnya agar dipahami kekotoran
tubuh. Jangan besar mulut, jika berbicara jangan sembarangan, jangan suka
bohong, jangan suka angkuh, congkak, sombong takabur. Hindarilah semua itu
supaya tdk mendapat celaka, jangan sembrono. Barang siapa culas, akan sengsara,
barang sipa jail akan dianiaya, dan akan mendapat kesulitan. Lagipula jangan
cemas bimbang dan ragu. Barang sipa yg cemas bimbang dan raguakan di ganggu
iblis, sedangkan barang siapa yg angkuh, iri dengki,sombong akan mendapat
hukuman dr Tuhan, bathinya akan rusak.
Jangan gemar tidur,
bermalas-malasan, dan melakukan hubungan sex sembarangan apalagi selingkuh, itu
pantang bagi mereka yg menuntut ilmu. Jikalau makan sekedar untuk pengganjal
perut, tidur sebagai obat rasa kantuk saja, kalau melakukan hubungan sex dgn
suami/istri agar dugapayoga artinya tidak terlalu sering . jika hanya hanya
mengutamakan makan dan tidur saja, akan sulit mencapai cita-cita.
Disamping itu hendaknya diketahui
adanya 4 macam jenis bhuta yaitu :
1. Bhuta Anggapati ( putih )
2. Bhuta Mrajapati ( merah )
3. Bhuta Banaspati ( kuning )
4. Bhuta Banaspati Raja (hitam )
1. Bhuta Anggapati ( putih )
2. Bhuta Mrajapati ( merah )
3. Bhuta Banaspati ( kuning )
4. Bhuta Banaspati Raja (hitam )
Semua bhuta ini adalah symbol daripada
nafsu. Siang dan malam nafsu-nafsu tersebut berperang memperebutkan keutamaan.
Nafsu putih diserang 3nafsu lainnya. Jika nafsu putih mau sadar, mengajak
mengurangi makan, tidur, senggama, agar bias menekuni ilmu, tetapi nafsu merah
, kuning dan hitam melawan nafsu putih dan tidak mau diajak berbuat baik,
itulah perang siang dan malam didalam diri manusia.
Waspadalah dan ketahuilah sifat masing-masing nafsu, mana diantara nafsu itu yg layak dituruti. Jauhilah nafsu merah, kuning dan hitam, kendalikanlah dgn kuat dgn Sraddha dan Bhakti kehadapan HYANG WIDHI. Itulah laku terpuji. Kembangkanlah nafsu putih agar bersatu dgn empat suksma yg berada di alam gaib.
Waspadalah dan ketahuilah sifat masing-masing nafsu, mana diantara nafsu itu yg layak dituruti. Jauhilah nafsu merah, kuning dan hitam, kendalikanlah dgn kuat dgn Sraddha dan Bhakti kehadapan HYANG WIDHI. Itulah laku terpuji. Kembangkanlah nafsu putih agar bersatu dgn empat suksma yg berada di alam gaib.
Di situlah tempatnya hati suci,
sebagi suksma leluhur, suksma purba, suksma langgeng, dan suksma wisesa. Mereka
mengendalikan keempat macam nafsu. Nafsu merah memuja suksma langgeng, nafsu
hitam memuja suksma purba, nafsu kuning dikuasai suksma wisesa. Ketiga nafsu
tersebut diperintahkan agar menyamun menggoda manusia hingga hidup menjadi
celaka. Nafsu putih suksma luhurlah pujaannya. Jika nafsu putih sdh dekat dgn
Tuhan, terbukalah jalan menuju kebahagiaan. Apabila tekun mempelajari ilmu,
cita-cita pasti tercapai, mendapat, kekuasaan , kebahagiaan dan kemuliaan.
Demikianlah tingkah laku manusia
terpuji, jadikanlah ke empat Bhuta itu sebagai prajurit untuk menghadapi musuh
yg ada di dalam diri manusia. Kuasailah sebab apabila tidak disadari semua
Bhuta kan menggagu mental dan spiritual manusia. Semua Bhuta akan datang pada
saat melakukan tapa, brata, yoga dan Samadhi, Bhuta warna merah, kuning, hitam
semua akan mengganggu manusia untuk menuju jalan kesesatan.
Barang siapa mendapat Panugrahan
Dalem, akan melihat warna putih seukuran rambut, itu sukma luhur, yakni cahaya
sejati atau Wisnu, nyata-nyata utusan Tuhan. Maka waspadalah selalu, agar
selamat dan sejahtera. Bila sudah mendapat Panugrahan Dalem, hendaklah berbudi
luhur, mulia, berbuatlah selalu kebajikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar